Satelit Bisa Pantau Gerakan Lempeng Tanah
Saat ini di seluruh dunia dipasang lebih dari 300 stasiun pengukur gempa bumi yang amat peka. Seismograf itu hanya dapat mengukur dan menumjukkan apa yang terjadi di saat gempa bumi. Sedangkan pengukuran satelit Global Positioning System (GPS) terbaru menunjukkan pergerakan lempeng tanah delapan milimeter setahun. Kecepatan pergeserannya memang relatif lamban. Namun, jika dihitung secara matematis, akumulasi pergerakan maupun energinya amat besar.
Meski GPS mampu menunjukkan laju gerakan lempeng, namun hingga kini tidak dapat diramalkan kapan dan dimana gempa bumi selanjutnya akan melanda dan tak bisa diprediksi kekuatannya. Sehingga para pakar geologi terus melakukan upaya untuk memberikan praduga kemungkinan gempa lebih akurat lagi. Untuk itu dilakukan pengukuran berbagai aktifitas gempa mikro, pergerakan lempeng tektonik di bawah permukaan bumi, fluktuasi muka air tanah hingga pemantauan perubahan medan listrik bumi.
Gempa di Haiti sangat dasyat karena pusat gempanya hanya pada kedalaman 10 km dan dengan kekuatan 7 pada skala Richter, maka kerak buminya merekah hingga ke permukaan. Meski demikian, bagi para pakar geologi, gempa bumi hebat berkekuatan 7 skala Richter yang mengguncang Haiti sebetulnyafenomena yang tidak mengherankan, karenasepanjang kawasan Karibia diketajui sebagai zonakegempaan aktif. Di kawasan ini lempeng tektonikKaribia terjepit di antara lempeng tektonik AmerikaUtara dan Amerika Selatan. Perg
erakannya tidakmenujam, melainkan bergeser di antara lempengtektonik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar